Penyelenggaraan Forum Kajian Ilmu Sosial, Politik, Budaya dan Humaniora (Forum Kemisan) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Balitar (UNISBA Blitar) memasuki babak ketiga. Kali ini, Kamis (25/04/2024) bertempat di Aula Majapahit UNISBA Blitar, Forum Kemisan episode 3 mengambil tema “Tantangan Pengembangan Ekonomi di Era Disrupsi Global” dengan mengundang dua narasumber profesional diantaranya Halim Fawazy, S.E.,M.M dan Indria Guntarayana, S.E.,M.M,M.AB serta Novita Putri Diantanti, S.Gz.,M.M selaku moderator.
Kedua narasumber tersebut menyampaikan dua materi diantaranya Hilirisasi Industri dalam Persepektif Ekonomi Internasional yang disampaikan oleh Halim Fawazy dan Disruption Competitive Advantage Bussines oleh Indria Guntarayana.
Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Hakim Anwar Darajat, S.Sos.,M.M menyampaikan Forum Kemisan ini haruslah menjadi sebuah momentum untuk mengembangkan potensi diri masing-masing serta membudayakan diskusi melalui forum-forum kajian serupa.
“Saya berharap ini bisa menjadi langkah awal teman-teman untuk mengembangkan potensi diri, dan hal tersebut bisa diawali lewat forum kajian semacam ini,” ungkapnya.
Halim Fawazy menerangkan, tiga sektor utama penopang ekonomi Indonesia di tahun 2023 ialah industri pengolahan, perdagangan serta pertanian. Sektor industri pengolahan sendiri, lanjut Halim, menjadi penyumbang tertinggi terhadap PDB Indonesia sebesar 18,67%.
Halim menambahkan, pada dasarnya ada banyak manfaat yang didapatkan dari proses hilirisasi industri ini, utamanya pada tiga sektor utama seperti menambah nilai suatu produk, pengoptimalan sumber daya alam, menghasilkan produk baru di pasar internasional dan membuka lapangan kerja.
“Sebetulnya ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan lewat hilirisasi ini, utamanya ialah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sehingga hal tersebut bisa mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan,” tuturnya.
Sementara itu Indria Guntarayana mengungkapkan, saat ini beberapa jenis modal bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terdisrupsi, yakni perubahan dari era konvensional menuju era digital. Dirinya mencontohkan salah satu gejala dari disrupsi ialah toko konvensional yang kini telah tergantikan menjadi model bisnis marketplace, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan lain-lain.
Menurutnya, saat ini masyarakat tidak bisa lepas dari segala kebutuhan yang berbasis daring hingga telah mendarah daging. Ia menuturkan, sepanjang tahun 2023, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 77% dari total populasi masyarakat Indonesia. Sehingga hal tersebut tidak sedikit menutup kemungkinan akan terjadinya disrupsi.
“Saat ini kebutuhan online ajaknya telah masuk kedalam salah satu dari kebutuhan primer masyarakat Indonesia, suka atau tidak suka memang seperti ini faktanya,” tambah dosen Administrasi Bisnis ini.